Muhibbatul Alami

About my Tugas Kuliah and information Blog

Pages

Blogroll

Terimakasih Sudah Mengunjungi Blog Saya, Jangan Lupa Komentar Dan Baca Juga Postingan Blog Saya Yang Lainnya

MAKALAH PENGANTAR EKONOMI ISLAM, Ketenagakerjaan Dalam Pandangan Islam




KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat  menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Shalawat dan salam tak lupa senantiasa kita sanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW yang kita harapkan syafa’atnya di yaumulqiyamah nanti, amin.
Penyusunan makalah ini dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah “Pengantar Ekonomi Islam”.Makalah ini berjudul “KETENAGAKERJAAN DALAM PANDANGAN ISLAM”, yang membahas tentang pengertian tenaga kerja,muslim dan kerja,motifasi-motifasi kerja dan kewajiban-kewajiban kerja.
            Kami menyadari bahwa makalah ini belum sempurna,baik dalam hal penulisan maupun pokok bahasan yang kami jelaskan. Berkaitan dengan hal tersebut kami selaku penulis sangat mengharapkan saran, agar kedepannya kami bisa memperbaiki kesalahan-kesalahan kami yang lalu.


                                                                                    Banda Aceh, November 2014
                                                                                    Penulis,





DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Tenaga kerja......................................................................... 2
2.2 Muslim dan Keraja................................................................................. 2
2.3 Motifasi-motifasi kerja........................................................................... 7
2.4 Kewajiban-kewajiban Kerja................................................................... 11
BAB III PENUTUP
      3.1 Kesimpulan .......................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA











BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
    Kehidupan manusia akan berlangsung dengan baik dan bahagia bila terpenuhi kebutuhan-kebutuhan  hidupnya.  Untuk  itu ia harus bekerja, dan Allah SWT telah menyediakan segala sesuatunya di bumi berupa kekayaan alam yang dapat diolah dan dikelola sehingga dapat dinikmati oleh manusia.
Masalah bekerja dan tenaga kerja adalah  berbicara masalah produksi, distribusi dan konsumsi  yang  kesemuanya  menyangkut masalah ekonomi dalam kehidupan manusia, termasuk modal dan manajemen. Setiap manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup jasmaninya akan selalu bekerja dan bebas memilih jenis pekerjaan sesuai profesinya dengan tujuan yang sama yaitu tujuan ekonomis. Namun pada era industri yang semakin pesat  seperti sekarang ini di antara jenis pekerjaan yang sangat banyak menjadi pilihan dan terbukanya peluang kerja adalah menjadi  karyawan atau buruh pada suatu perusahaan. Bersamaan dengan itu di balik sejumlah dampak positif yang muncul dengan perkembangan kemajuan IPTEK telah muncul pula problem sosial ekonomi yang ditandai dengan unjuk rasa, karena ketidakadilan di bidang ketenagakerjaan, belum terpenuhinya hak pekerja/upah yang layak, lemahnya organisasi pekerja sebagai penyalur aspirasinya, rendahnya kesadaran melaksanakan peraturan dan  kuatnya budaya feodalistik di kalangan pengusaha, masalah  pekerja wanita dan anak di bawah umur, sempitnya lapangan kerja dan lain-lain.

1.2 Rumusan Masalah
ü  Pengertian Tenaga Kerja
ü  Muslim dan Kerja
ü  Motivasi-motivasi Kerja
ü  Kewajiban-kewajiban Kerja

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Tenaga Kerja
Tenaga kerja ialah orang yang hidupnya bergantung pada orang lain atau badan/lembaga lain di mana dari  orang atau badan lain tersebut ia mendapat gaji. Orang lain serta badan/lembaga tersebut dinamakan majikan. Pekerja dan majikan merupakan sirkel gerak ekonomi. Sedangkan tenaga kerja sebagai salah satu  faktor produksi,  ialah orang yang melakukan usaha atau bekerja  baik  berupa kerja  fikir  maupun kerja jasmani, atau  kerja  fikir sekaligus jasmani  dalam rangka menghasilkan barang dan jasa-jasa  ekonomi yang menjadi kebutuhannya. Sedangkan buruh adalah pekerja  yang kebanyakan menggunakan tenaga jasmani. Nilai  kerja diukur dengan kemampuan menambah barang dan jasa yang bermanfaat, atau menambah manfaat dari barang dan jasa yang sudah ada.
Bekerja adalah suatu amal yang  didasari akhlak mulia (amal shalih), yaitu bergulat dalam kancah kehidupan disertai dengan kewaspadaan/ kehati-hatian agar selalu dalam koridor iman kepada Allah SWT. Amal shalih juga berarti bergaul bersama manusia dengan memperhatikan apa yang mereka pikirkan dan kerjakan.  (QS. Al-Kahfi: 110 dan An-Nahal  97).
Pekerjaan adalah  bentuk-bentuk kegiatan yang dilakukan  oleh seorang warga  masyarakat,  dalam andilnya menghasilkan barang  dan  jasa untuk  memenuhi  kebutuhan dan memuaskan keinginannya. Sedangkan modal adalah  hasil kerja dari  seorang penyimpan yang dikembangkan dalam produksi, dan  manajemen merupakan kerja fikir manusia.
                                                                                                                     
2.2 Muslim dan Kerja
          Seorang muslim artinya orang yang telah berpasrah diri, dalam hal ini berpasrah kepada Tuhan, tetapi dalam rangking manusia ber­kualitas, seorang yang baru pada tingkat muslim berada pada tingkatan terendah. Karakteristik seorang muslim adalah seorang yang telah meyakini supremasi kebenaran, berusaha untuk mengikuti jalan kebe­naran itu, tetapi dalam praktek ia belum tangguh karena ia masih suka melupakan hal-hal yang kecil.
Bekerja bagi seorang muslim adalah suatu upaya yang sungguh-sungguh dengan mengerahkan seluruh aset, pikir dan dzikirnya untuk mengaktualisasikan atau menampakkan arti dirinya sebagai hamba Allah yang harus menundukkan dunia dan menempatkan dirinya sebagai bagian dari masyarakat yang terbaik (khairu ummah) atau dengan kata lain dapat juga kita katakan bahwa hanya dengan bekerja manusia itu memanusiakan dirinya.
Islam adalah merupakan agama yang bersifat universal yang diturunkan oleh Allah SWT kepada seluruh ummat manusia dalam rangka untuk mensejahterakan, memberikan kedamaian, menciptakan suasana sejuk dan harmonis bukan hanya di antara sesama ummat manusia tetapi juga bagi seluruh makhluk Allah yang hidup di muka bumi. Hal ini sesuai dengan Firman Allah SWT dalam Al-Quran : Dan Kami tidak akan mengutus kamu wahai Muhammad kecuali untuk menjadi Rahmat bagi sekalian alam.
Implementasi dari kehadiran Agama Islam sebagai Rahmat bagi sekalian alam ditunjukkan dengan ajaran-ajaran agama Islam baik yang bersumber dari Al-Quran maupun dari Al-Hadits Rasulullah SAW yang mengajarkan tentang kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat secara seimbang. Hal ini tercermin dari Firman Allah SWT dalam Al-Quran yang artinya : “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu kebahagiaan kampung akhirat dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari kenikmatan duniawi. Dan berbuat baiklah kepada orang lain sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan” (Q.S. Al-Qashash : 77).Senada dengan Firman Allah SWT tersebut, adalah Hadits yang disampaikan oleh Rasulullah SAW yang artinya : “Bekerjalah untuk kepentingan duniamu seolah-olah kamu hidup selama-lamanya. Dan bekerjalah untuk akhiratmu seolah-olah kamu mati esok pagi”.
Untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat secara seimbang agama Islam mengajarkan agar ummatnya melakukan kerja keras baik dalam bentuk Ibadah maupun dalam bentuk Amal Shaleh. Ibadah adalah merupakan perintah-perintah yang harus dilakukan oleh ummat Islam yang berkaitan langsung dengan Allah SWT dan telah ditentukan secara terperinci tentang tata cara pelaksanaannya. Sedangkan Amal Sholeh adalah perbuatan-perbuatan baik yang dilakukan oleh ummat Islam, dimana perbuatan-perbuatan tersebut berdampak positif bagi diri yang bersangkutan, bagi masyarakat, bagi bangsa dan negara serta bagi agama Islam itu sendiri.
Kerja keras atau dalam kata lain disebut dengan etos kerja adalah merupakan prasyarat mutlak untuk dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat, sebab dengan etos kerja yang tinggi akan melahirkan produktifitas yang tinggi pula. Oleh karena itulah maka agama Islam memberikan perhatian yang sangat besar terhadap kerja keras dan etos kerja sebab hanya dengan itulah maka kebahagiaan di dunia dan di akhirat dapat diraih sekaligus.
Atas dasar hal-hal tersebut di atas, dapat ditarik benang hijau bahwa sesungguhnya antara penghayatan agama yang diwujudkan dalam bentuk iman yang sempurna, mempunyai hubungan timbal balik dengan etos kerja seseorang. Seseorang yang memiliki iman yang sempurna dapat dipastikan bahwa yang bersangkutan memiliki etos kerja yang tinggi yang pada akhirnya meningkatkan produktifitas yang tinggi, baik dalam pekerjaan maupun dalam pelayanannya sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing.
Hubungan timbal balik tersebut dapat dilihat dari tiga teori sebagai berikut.
·         Pertama, Kedalaman penghayatan agama mendorong tumbuh suburnya etos kerja sehingga kehidupan perekonomian ummat berkembang maju, sebab agama Islam mengajarkan menolong yang lemah dengan cara membayar zakat, infaq dan shodaqah (ZIS). ZIS hanya dapat dibayarkan oleh yang memiliki kecukupan harta. Kecukupan harta hanya diperoleh orang yang memiliki etos kerja yang tinggi dan mau bekerja keras.
·    Kedua, Kehidupan ekonomi yang berkembang maju akan menimbulkan hasrat untuk mendalami ajaran agamanya, sebab dengan ekonomi yang lebih maju memberikan kesempatan beribadah yang lebih lapang, seperti menunaikan ibadah haji, membangun sarana dan prasarana yang lebih baik buat menempatkan diri melaksanakan ibadah kepada Allah SWT.
·      Ketiga, Penghayatan ajaran agama dengan etos kerja memiliki hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi yang tidak perlu dipersoaalkan mana yang paling dominan di antara keduanya. Kenyataan menunjukkan bahwa masyarakat yang berkecukupan, umumnya memiliki kehidupan beragama yang lebih baik, sebaliknya masyarakat yang tidak berkecukupan dan apalagi terbelakang akan sulit mengembangkan kehidupan beragamanya secara baik. Hal inilah yang disinyalir oleh Rasulullah SAW dalam salah satu Hadits : Kemiskinan itu sangat dekat dengan kemiskinan. Saidina Ali Karromallohu Wajhah berujar : Sekiranya kemiskinan itu berbentuk manusia maka saya akan membunuhnya.
Mengingat betapa pentingnya etos kerja, kerja keras dan peningkatan produktifitas dalam semua sektor kehidupan, baik dalam kehidupan dunia maupun dalam kehidupan akhirat, ajaran agama Islam memiliki seperangkat nilai yang berkaitan dengan itu, antara lain adalah :
Pertama, Bekerja keras adalah merupakan kewajiban yang harus ditunaikan oleh setiap orang yang mengaku dirinya beriman kepada AllahSWT, hal ini dibuktikan dengan banyaknya perintah Allah dalam Al-Quran yang menyuruh untuk bekerja, seperti artinya bekerjalah, sampai-sampai Allah memerintahkan : Apabila kamu telah selesai melaksanakan ibadah sholat maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia dari Allah SWT.
·         Kedua, Tidak boleh menunda-nunda pekerjaan selama pekerjaan itu masih dapat dilaksanakan. Hal ini sesuai dengan Firman Allah : Apabila kamu telah menyelesaikan suatu pekerjaan, maka bersegeralah untuk menyelesaikan pekerjaan yang lain dan kepada Tuhanmulah kamu berserah diri.
·         Ketiga, Salah satu prasyarat untuk terhindarnya ummat manusia dari kerugian yang sangat besar adalah dengan bekerja yaitu melakukan pekerjaan-pekerjaan yang baik yang dalam bahasa Al-Quran disebut dengan Amilusshalihat.
·         Keempat,Nabi Muhammad SAW memerintahkan dalam salah satu haditsNya, agar hari ini ummat Islam menanam buah-buahan dan atau tumbuh-tumbuhan yang bermanfaat bagi manusia, sekalipun dia tahu bahwa besok itu qiamat akan datang.
·         Kelima, Bekerja secara produktif adalah merupakan ciri dan karakteristik seorang muslim yang terbaik sesuai dengan implementasi hadits Nabi, Tangan di atas (yang memberi) adalah jauh lebih baik daripada tangan di bawah (yang menerima). Oleh karena itulah pada hadits lain Nabi bersabda, : Andainya seseorang mencari kayu bakar dan dipikulkan di atas punggungnya, hal itu jauh lebih baik daripada ia meminta-meminta pada seseorang yang kadang-kadang diberi dan kadang-kadang ditolak.
·         Keenam, Bekerja disamakan dengan Jihad Fi Sabilillah. Hal ini sesuai dengan hadits Nabi, :Kalau ia bekerja hendak menghidupkan anak-anaknya yang masih kecil, ia adalah jihad fi sabilillah. Kalau ia bekerja untuk membela kedua orang tuanya yang sudah lanjut usia, iapun disebut jihad fi sabilillah. Kalau ia bekerja untuk kepentingan dirinya sendiri agar tidak meminta-minta, ia adalah jihad fi sabilillah.
·         Ketujuh, Agama Islam memandang bahwa sesungguhnya bekerja, memiliki etos kerja yang tinggi adalah merupakan ibadah dan atau bernilai ibadah di sisi Allah SWT.

Atas dasar hal-hal tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa sesunggunya, nilai-nilai religius/Islamy memberikan dorongan yang sangat besar terhadap ummatnya baik sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS), Wiraswasta, Petani dan Masyarakat pada umumnya untuk menciptakan produktifitas kerja sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing. Dengan demikian maka seseorang yang memiliki kehidupan beragama yang baik, Iman yang kuat dan Islam yang kaffah, maka yang bersangkutan dapat dipastikan memiliki etos kerja dan produktifitas yang tinggi.
2.3 Motivasi-motivasi Kerja
·         Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari kata latin movere yang berarti dorongan atau  mengerakkan .motivasi (motivation) dalam manajemen hanya di tujukkan pada sumber daya manusia  umumnya dan bawahan khususnya.motivasi mempersoalkan bagai mana cara mengarahkan daya dan potensi bawahan, agar mau bekerja sama secara produktif berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah di tentukan.

Apakah pengertian motivasi itu?
Motivasi adalah  pemberian daya penggerak yang menciptakan kegahirahan kerja sesorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif. dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan.

         Edwin B Flippo
Motivasi adalah  suatu keahlian, dalam mengarahkan pegawai dan organisasi agar mau bekerja secara berhasil, sehingga keinginan para pegawai dan tujuan organisasi sekaligus tercapai.

         American Encylopedia
motivasi adalah kecendrungan (suatu sifat yang merupakan pokok pertentangan ) dalam diri seseorang yang menbangkitkan topangan dan mengarhkan tindak-tanduknya. Motivasi meliputi factor kebutuhan biologis dan emosional yang hanya dapat diduga dari pengamatan tingakah laku manusia.

         Merle J.Moskowits
motivasi secara umum didefinisikan sebagai inisiasi dan pengarahan tingkah laku dan pelajaran motivasi sebenarnya merupakan pelajaran tingkah laku.

·         Tujuan Motivasi
Tujuan motivasi antara lain sebagai berikut.
a.       Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan.
b.      Meningkatkan produktivitas kerja karyawan.
c.       Mempertahankan kestabilan karyawan perusahaan.
d.      Meningkatkan kedisiplinan karyawan.
e.       Mengefektivan pengadaan karyawan.
f.       Memciptakan suasana dsan hubungan kerja yang baik.
g.      Meningkatkan loyalitas ,kreativitas dan partisipasi karyawan.
h.      Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan.
i.        Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya.
j.        Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku.


·         Model-Model Motivasi
Model motivasi berkembang dari teori klasik (tradisional) menjadi teori modern, sesuai dengan perkembangan peradaban dan ilmu pengetahuan. Perbandingan antara dasar kefalsafahan teori klasik (tradisional) dengan teori modern dibedakan dalam dua hal.
Pertama: teori klasik menitikberatkan pada analisis dan penguraian (spesialisi), sedangkan teori modern penegasannya terletak pada keterpaduan dan perencanaan, serta menyajikan seluruh pandangan yang dibutuhkan.
Kedua: teori klasik secara tidak langsung telah menyatakan unidimensi bahwa jika sesuatu merupakan sebuah benda maka benda tersebut tidak dapat menjadi benda kedua, sedangkan teori modern biasanya memanfaatkan suatu pandangan yang multimedisnsi. Misalnya motivasi bukan saja untuk memenuhi kebutuhan fisik, tetapi juga harus memberi kepuasan rohani.

Model-model motivasi itu ada tiga, yaitu:
a.       Model tradisional,
b.      Model hubungan manusia, dan
c.       Model sumber daya manusia.

·         Metode Motivasi
Ada dua metode motivasi yaitu motivasi langsung dan motivasi tak langsung.
a.       Motivasi Langsung (Direct Motivation)
Motivasi Langsung adalah motivasi (materill & nonmaterill) yang diberikan secara langsung kepada setiap individu karyawan untuk memenuhi kebutuhan serta kepuasannya. Jadi sifatnya khusus, seperti pujian, penghargaan, tunjangan hari raya, bonus, dan bintang jasa.

b.      Motivasi Tak Langsung (Inderect Motivation)
Motivasi tak langsung adalah motivasi yang diberikan hanya merupakan fasilitas-fasilitas yang mendukung serta menunjang gairah kerja? kelancaran tugas sehingga para karyawan betah dan bersemangat melakukan pekerjaannya. Misalnya, kursi yang empuk, mesin-mesin yang baik, ruangan kerja yang terang dan nyaman, suasana pekerjaan yang serasi, serta penempatan yang tepat. Motivasi tidak langsung besar pengaruhnya untuk merangsang semngat bekerja karyawan sehingga produktif.

·         Alat-Alat Motivasi
Alat-alat motivasi (daya perangsang) yang diberikan kepada bawahan dapat berupa material incentive dan nonmaterial incentiveMaterial incentive adalah motivasi yang bersifat materill sebagai imbalan prestasi yang diberikan oleh karyawan. Yang termasuk material incentiveadalah yang berbentuk uang dan barang-barang.
Nonmaterial incentive adalah motivasi (daya perangsang) yang tidak berbentuk materi. Yang termasuk nonmaterial adalah penempatan yang tepat. Pekerjaan yang terjamin, piagam penghargaan, bintang jasa, perlakuan yang wajar dan sejenisnya.
·         Jenis-Jenis Motivasi
Ada dua jenis motivasi, yaitu motivasi positif dan motifasi negative.
a.       Motivasi Positif (Insentif Positif)
Motivasi positif maksudnya manajer memotivasi (merangsang) bawahan dengan memberikan hadiah kepada mereka yang berprestasi di atas prestasi satandar. Dengan motivasi positif, semangat kerja bawahan akan meningkat karena umumnya manusia senang menerima yang baik-baik saja.
b.      Motivasi Negatif (Intensif Negatif)
Motivasi negative maksudnya manajer memotivasi bawahan dengan standar mereka akan mendapat hukuman. Dengan motivasi negative ini semngata bekerja bawahan dalam jangka waktu pendek akan meningkat karena mereka takut dihukum, tetapi untuk jangka waktu panjang dapat berakibat kurang baik.
Dalam praktek, kedua jenis motivasi diatas sering digunakan oleh suatu perusahaan. Penggunaannya harus tepat dan seimbang suapaya dapat meningkatkan semangat kerja karyawan. Yang menjadi masalah ialah kapan motivasi positif atau motivasi negative dapat efektif merangsang gairah kerja karyawan. Motivasi positif efektif untuk jangka panjang sedangkan motivasi negatif efektif untuk jangka pendek. Akan tetapi, manajer harus konsisten dan adil dalam mnerapkannya.

·         Proses Motivasi
a.       Tujuan
Dalam proses motivasi perlu ditetapkan terlebih dahulu tujuan organisasi, baru kemudian para karyawan dimotivasi kearah tujuan itu.
b.      Mengetahui Kepentingan
Hal yang penting dalam proses motivasi adalah mengetahui keinginan karyawan dan tidak hanya melihat dari sudut kepentingan pimpinan atau perusahaan saja.
c.       Komunikasi Efektif
Dalam proses motivasi harus dilakukan komunikasi yang baik dengan bawahan. Bawahan harus mengetahui apa yang akan diperolehnya dan syarat apa saja yang harus dipenuhinya supaya insentif tersebut diperolehnya.
d.      Integrasi Tujuan
Proses motivasi perlu untuk menyatukan tujuan organisasi dan tujuan kepentingan karyawan. Tujuan organisasi adalah needscomplex yaitu untuk memperoleh laba serta perluasan perusahaan, sedangkan tujuan individu karyawan ialah pemenuhan kebutuhan dan kepuasan. Jadi, tujuan organisasi dan tujuan karyawan harus disatukan dan untuk itu penting adanya penyesuaian motivasi.
e.       Fasilitas
Manajer penting unutk memberikan bantuan fasilitas kepada organisasi dan individu karyawan yang akan mendukung kelancaran pelaksanaan pekerjaan, seperti memberikan bantuan kendaraan kepada salesman.
f.        Team Work
Manajer harus membentuk team work yang terkoordinasi baik yang bisa mencapai tujuan perusahaan. Team work penting karena dalam suatu perusahaan biasaanya terdapat banyak bagian.

2.4 Kewajiban-Kewajiban Kerja
Ada tiga kewajiban karyawan yang penting. Yaitu kewajiban ketaatan, kewajiban konfidensialitas, dan kewajiban loyalitas.
ü  Kewajiban ketaatan
Seorang karyawan yang memasuki sebuah perusahaan tertentu memiliki konsekuensi untuk taat dan patuh terhadap perintah dan petunjuk yang diberikan perusahaan karena mereka sudah terikat dengan perusahaan. Namun demikian, karyawan tidak harus mematuhi semua perintah yang diberikan oleh atasanya apabila perintah tersebut dinilai tidak bermoral dan tidak wajar.
Seorang karyawan di dalam perusahaan juga tidak harus menaati perintah perusahaan tersebut apabila penugasan yang diberikan kepadanya tidak sesuai dengan kontrak yang telah disepakati sebelumnya.
ü  Kewajiban konfidensialitas
Kewajiban konfidensialitas adalah kewajiban untuk menyimpan informasi yang sifatnya sangat rahasia. Setiap karyawan di dalam perusahaan, terutama yang memiliki akses ke rahasia perusahaan seperti akuntan, bagian operasi, manajer, dan lain lain memiliki konsekuensi untuk tidak membuka rahasia perusahaan kepada khalayak umum. Kewajiban ini tidak hanya dipegang oleh karyawan tersebut selama ia masih bekerja disana, tetapi juga setelah karyawan tersebut tidak bekerja di tempat itu lagi. Sangatlah tidak etis apabila seorang karyawan pindah ke perusahaan baru dengan membawa rahasia perusahaannya yang lama agar ia mendapat gaji yang lebih besar.
ü  Kewajiban loyalitas
Konsekuensi lain yang dimiliki seorang karyawan apabila dia bekerja di dalam sebuah perusahaan adalah dia harus memiliki loyalitas terhadap perusahaan. Dia harus mendukung tujuan-tujuan dan visi-misi dari perusahaan tersebut. Karyawan yang sering berpindah-pindah pekerjaan dengan harapan memperoleh gaji yang lebih tinggi dipandang kurang etis karena dia hanya berorientasi pada materi belaka. Ia tidak memiliki dedikasi yang sungguh-sungguh kepada perusahaan di tempat dia bekerja. Maka sebagian perusahaan menganggap tindakan ini sebagai tindakan yang kurang etis bahkan lebih ekstrim lagi mereka menganggap tindakan ini sebagai tindakan yang tidak bermoral.





BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tenaga kerja ialah orang yang hidupnya bergantung pada orang lain atau badan/lembaga lain di mana dari  orang atau badan lain tersebut ia mendapat gaji.Bekerja bagi seorang muslim adalah suatu upaya yang sungguh-sungguh dengan mengerahkan seluruh aset, pikir dan dzikirnya untuk mengaktualisasikan atau menampakkan arti dirinya sebagai hamba Allah yang harus menundukkan dunia dan menempatkan dirinya sebagai bagian dari masyarakat yang terbaik (khairu ummah).Motivasi berasal dari kata latin movere yang berarti dorongan atau  mengerakkan .motivasi (motivation) dalam manajemen hanya di tujukkan pada sumber daya manusia  umumnya dan bawahan khususnya.motivasi mempersoalkan bagai mana cara mengarahkan daya dan potensi bawahan, agar mau bekerja sama secara produktif berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah di tentukan.Ada tiga kewajiban karyawan yang penting. Yaitu kewajiban ketaatan, kewajiban konfidensialitas, dan kewajiban loyalitas.Kewajiban ketaatan yaitu Seorang karyawan yang memasuki sebuah perusahaan tertentu memiliki konsekuensi untuk taat dan patuh terhadap perintah dan petunjuk yang diberikan perusahaan. Kewajiban konfidensialitas adalah kewajiban untuk menyimpan informasi yang sifatnya sangat rahasia. Kewajiban loyalitas yaitu Konsekuensi lain yang dimiliki seorang karyawan apabila dia bekerja di dalam sebuah perusahaan maka dia harus memiliki loyalitas terhadap perusahaan. Dia harus mendukung tujuan-tujuan dan visi-misi dari perusahaan tersebut.





DAFTAR PUSTAKA

Huda,Nurul , dkk., Ekonomi Makro Islam, Jakarta:Kencana, 2008.

P3EI UIN Yogyakart,Ekonomi Islam, Jakarta: Rajawali Pers,2009

Veithzal Rivai, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Jakarta, PT. Raja
Grafindo , 2006.
Bary Dessler, Manajemen Sumber Daya Manusia, Indonesia, PT Indeks
Gremadia, 2005.
KH. Toto Tasmara, Membudayakan Etos Kerja Islam, Gema Insani Press, Jakarta,
2002
Drs. M. Thalib, Pedoman Wiraswasta dan manajemen Islami, CV. Pustaka
Mantiq, Solo, 1992




Bagikan :
+
Previous
Next Post »
0 Komentar untuk "MAKALAH PENGANTAR EKONOMI ISLAM, Ketenagakerjaan Dalam Pandangan Islam"
 
Template By Kunci Dunia
Back To Top