Muhibbatul Alami

About my Tugas Kuliah and information Blog

Pages

Blogroll

Terimakasih Sudah Mengunjungi Blog Saya, Jangan Lupa Komentar Dan Baca Juga Postingan Blog Saya Yang Lainnya

Metodologi Studi Islam, Metodologi Tasawuf dan Sejarah Islam”




KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat  menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Shalawat dan salam tak lupa senantiasa kita sanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW yang kita harapkan syafa’atnya di yaumulqiyamah nanti, amin.
Penyusunan makalah ini dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah “Metodologi Studi Islam”.Makalah ini berjudul “ Metodologi Tasawuf dan Sejarah Islam”, yang membahas tentang pengertian tasawuf,ruang lingkup kajiannya, dan membahas tentang cara-cara penulisan dalam sejarah islam.
            Kami menyadari bahwa makalah ini belum sempurna,baik dalam hal penulisan maupun pokok bahasan yang kami jelaskan. Berkaitan dengan hal tersebut kami selaku penulis sangat mengharapkan saran, agar kedepannya kami bisa memperbaiki kesalahan-kesalahan kami yang lalu.


                                                                                    Banda Aceh,   oktober 2014
                                                                                    Penulis,






DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Metodologi Tasawuf.............................................................................. 2
    2.1.1 Pengertian Tasawuf........................................................................ 2
    2.1.2 Metode Tasawuf............................................................................. 5
2.2 Metodologi Sejarah Islam...................................................................... 7
    2.2.1 Pengertian sejarah dan kebudayaan Islam...................................... 7
    2.2.2 Metode sejarah................................................................................ 8
BAB III PENUTUP
      3.1 Kesimpulan .......................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... iii
           



BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tasawuf merupakan salah satu bidang studi Islam yang memusatkan perhatian pada pembersihan aspek rohani manusia yang selanjutnya dapat menimbulkan akhlak mulia. Pembersihan aspek rohani atau batin ini selanjutnya dikenal sebagai dimensi esoterik dari diri manusia. Hal ini berbeda dengan aspek Fiqih, khususnya bab thaharah yang memusatkan perhatian pada pembersihan aspek jasmaniah atau lahiriah yang selanjutnya disebut sebagai dimensi eksoterik. Islam sebagai agama yang bersifat universal dan mencaku berbagai jawaban atas berbagai kebutuhan manusia, selain menghendaki kebersihan lahiriah juga menghendaki kebersihan batiniah, lantaran penilaian yang sesungguhnya dalam Islam diberikan pada aspek batinnya. Hal ini misalnya terlihat pada salah satu syarat diterimanya amal ibadah, yaitu harus disertai niat.
Pemahaman mengenai sejarah peradaban islam baik dari sisi konsep, manfaat, ataupun penulisan sejarah, tidak lepas dari sebuah tujuan universal. Sejarah, sudah hampir tidak lagi diperhatikan adanya proses yang menjadikan masa depan. Hal ini sudah dilupakan atau benar-benar orang sudah tidak lagi mendapat penjelasan tentang sejarah. kemungkinan lebih buruk dari itu orang sudah tidak percaya dengan adanya sejarah yang sekarang mereka dapatkan karena mereka menganggap sejarah sekarang sudah banyak yang dimanipulasi sedemikian buruknya. Penjelasan pengertian, manfaat, dan cara penulisan sejarah, ini menjadi awal  alternatif bagaimana sejarah peradaban islam itu sebenarnya.




BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Metodologi Tasawuf
1.      Pengertian Tasawuf
                        Tasawuf merupakan salah satu bidang studi Islam yang memusatkan perhatian pada pembersihan aspek rohani manusia yang selanjutnya dapat menimbulkan akhlak mulia. Pembersihan aspek rohani atau batin ini selanjutnya dikenal sebagai dimensi esoterik dari diri manusia. Hal ini berbeda dengan aspek Fiqih, khususnya bab thaharah yang memusatkan perhatian pada pembersihan aspek jasmaniah atau lahiriah yang selanjutnya disebut sebagai dimensi eksoterik. Islam sebagai agama yang bersifat universal dan mencaku berbagai jawaban atas berbagai kebutuhan manusia, selain menghendaki kebersihan lahiriah juga menghendaki kebersihan batiniah, lantaran penilaian yang sesungguhnya dalam Islam diberikan pada aspek batinnya. Hal ini misalnya terlihat pada salah satu syarat diterimanya amal ibadah, yaitu harus disertai niat.
                                    Melalui studi tasawuf ini seseorang dapat mengetahui tentang cara-cara melakukan pembersihan diri serta mengamalkannya dengan benar. Dari pengetahuan ini diharapkan ia akan tampil sebagai orang yang pandai mengendalikan dirinya pada saat berinteraksi dengan orang lain, atau pada saat melakukan berbagai aktivitas dunia yang menuntut kejujuran, keikhlasan, tanggung jawab, kepercayaan dan sebagainya. Dari suasana yang demikian itu, tasawuf diharapkan dapat mengatasi berbagai penyimpangan moral yang mengambil bentuk seperti manipulasi, korupsi, kolusi, penyalahgunaan kekuasaan dan kesempatan, penindasan
1. Amin Syukur, Masyharuddin, Intelektualisme Tasawuf, Pustaka Pelajar, Semarang, 2002, hal 11 Ibid, hal 12
Pada masa nabi Muhammad SAW dan khulafaur rasyidin ra., sebutan atau istilah tasawuf tidak pernah dikenal. Banyak pengkritik sufi, atau musuh-musuh mereka, mengingatkan kita bahwa istilah tersebut tidak pernah terdengar di masa hidup Nabi Muhammad saw, atau orang sesudah beliau, atau yang hidup setelah mereka. Istilah tasawuf baru dipakai atau digunakan pada pertengahan abad ke 2 H, dan pertama kali oleh Abu Hasyim Al-kufy (W 250 H). Dengan meletakkan ash-shufi dibelakang namanya, meskipun sebelum itu telah ada ahli yang mendahuluinya dalam zuhud, wara’, tawakkal, dan mahabbah1).
            Istilah tasawuf itu sendiri bisa diartikan dari dua sisi, yaitu secara bahasa atau etimologis  dan secara Istilah atau terminologis.
            Secara etimologis, para ahli berselisih tentang asal kata tasawuf, antara lain :
o    Shuffah ( serambi tempat duduk ), yakni serambi masjid nabawi di Madinah yang disediakan untuk orang-orang yang belum mempunyai tempat tinggal dan kalangan Muhajirin di masa Rasulullah SAW. Mereka biasa dipanggil ahli shuffah (pemilik serambi) karena di serambi masjid itulah mereka bernaung.
o      Shaf ( barisan ), karena kaum shufi mempunyai iman kuat, jiwa bersih, ikhlas, dan senantiasa memilih barisan yang paling depan dalam sholat berjamaah atau dalam perang suci.
o   Shafa : bersih atau jernih.
o   Shufanah : Sebutan nama kayu yang bertahan tumbuh di padang pasir.
o   Shuf (bulu domba), disebabkan karena kaum sufi biasa menggunakan pakaian dari bulu domba yang kasar, sebagai lambang akan kerendahan hati mereka, juga menghindari sikap sombong, serta meninggalkan usaha-usaha yang bersifat duniawi. Orang yang berpakaian bulu domba disebut “ mutashawwif ”, sedangakan perilakunya disebut “ tasawuf ”

 

2. Syeikh Fadhlullah Haeri, Belajar Mudah Tasawuf, Lentera Basritama, Jakarta, 1998, hal 2
o   Theosofi : Ilmu ketuhanan. Tetapi yang terakhir ini tidak disetujui oleh H.A.R.Gibb. Dia cenderung kata tasawuf berasal dari Shuf (bulu domba)2).
Sedangkan menurut terminologis pun, tasawuf diartikan secara variatif oleh para ahli sufi, antara lain yaitu :
·           Imam Junaid dari Baghdad (m. 910), mendefinisikan tasawuf sebagai “mengambil setiap sifat mulia dan meninggalkan setiap sifat rendah”.
·           Syekh Abul Hasan asy-Syadzili (m. 1258) syekh sufi besar dari Afrika Utara, mendefinisikan tasawuf sebagai “praktik dan latihan diri melalui cinta yang dalam dan ibadah untuk mengembalikan diri kepada jalan Tuhan” 3).
·           Sahal al-Tustury (w 245) mendefinisikan tasawuf dengan “ orang yang hatinya jernih dari kotoran, penuh pemikiran, terputus hubungan dengan manusia, dan memandang antara emas dan kerikil” 4).
·         Syeikh Ahmad Zorruq (m. 1494) dari Maroko mendefinisikan tasawuf sebagai berikut :
“Ilmu yang denganya anda dapat memperbaiki hati dan menjadikannya semata-mata bagi Allah, dengan menggunakan pengetahuan anda tentang jalan islam, khususnya fiqih dan pengetahuan yang berkaitan, untuk memperbaiki amal anda dan menjaganya dalam batas-batas syariat islam agar kebijaksanaan menjadi nyata”.
            Dengan demikian dapat disimpulkan secara sederhana, bahwa tasawuf itu adalah suatu sistem latihan dengan kesungguhan (riyadlah-mujahadah) untuk membersihkan, mempertinggi, dan memperdalam kerohanian dalam rangka mendekatkan (taqarrub) kepada Allah, sehingga dengan itu maka segala konsentrasi seseorang hanya tertuju kepada-Nya.
            Dengan pengertian seperti itu, maka dapat dikatakan bahwa tasawuf adalah bagian ajaran Islam, karena ia membina akhlak manusia (sebagaimana Islam juga diturunkan dalam rangka membina akhlak umat manusia) di atas bumi ini, agar tercapai kebahagaan dan kesempurnaan hidup dunia dan akhirat.
3 Amin Syukur, Masyharuddin, Intelektualisme Tasawuf, Pustaka Pelajar, Semarang, 2002, hal 14
 Oleh karena itu, siapapun boleh menyandang predikat mutasawwif sepanjang berbudi pekerti tinggi, sanggup menderita lapar dan dahaga, bila memperoleh rizki tidak lekat di dalam hatinya, dan begitu seterusnya yang pada pokoknya sifat-sifat mulia, dan terhindar dari sifat-sifat tercela.

2.      Metode Tasawuf
Tidak  ada tasawuf kecuali dengan fiqih, karena kau tidak mengetahui  hukum-hukum Allah SWT yang lahir kecuali dengan fiqih. Dan tidak ada fiqih kecuali dengan tasawuf, karena tidak ada amal dengan kebenaran pengarahan (kecuali dengan tasawuf). Dan juga tidak ada tasawuf dan fiqih kecuali dengan Iman, karena tidaklah sah salah satu dari keduanya (fiqih dan tasawuf) tanpa iman. Maka wajiblah mengumpulkan ketiganya (iman, fiqih, dan tasawuf)5).
Imam Malik berkata : “Barangsiapa bertasawuf tapi tidak berfiqih maka dia telah kafir zindiq (pura-pura beriman), dan barangsiapa yang berfiqih tapi tidak bertasawuf maka dia telah (berdosa) dan barangsiapa yang mengumpulkan keduanya (fiqh dan tasawwuf) maka dia telah benar.
Jadi Tasawuf  itu harus melalui  Iman (akidah), Islam (syari’ah) dan Ihsan (Hakikat). Atau amal Syari’ah, Thoriqoh dan Hakikah.
  Syari’ah adalah menjalankan agama Allah yaitu melaksanakan perintah-perintahnya dan menjauhi larangannya.
  Thoriqoh adalah melaksanakan dengan yang lebih hati-hati seperti wira’i dan tekun beribadah seperti melatih dan menekan hawa nafsu.
  Hakikah adalah sesampainya seseorang kepada tujuan dan bias melihat dengan hatinya cahaya dzatnya Allah dengan jelas.
Memperbaki anggota tubuh dengan 3 perkata :
  Taubat
  Taqwa
  Istiqomah

 

4. . Alfatih Suryadilaga, dkk, Miftahus Sufi, Teras, Yogyakarta, 2008, hal 48
Memperbaiki hati dengan 3 perkara :
  Ikhlas
  Jujur
  Tenang
Dan memperbaiki Sir (Rahasia Diri) dengan 3 perkara :
  Muroqobah (saling mengawasi antara diri dan Allah)
  Musyahadah (saling menyaksikan antara diri dan Allah)
  Ma’rifah (Mengenal Allah secara mutlak dan jelas).

Ikhlas itu ada 3 derajat :
(1) Derajat Awam (umumnya manusia)
(2) Khowwash
(3) Khowwasul Khowwash.
Maka :
(1) ikhlasnya orang awam yaitu mengeluarkan makhluk dari beribadah kepada Allah beserta mencari bagian-bagian dunia dan akhirat, seperti menjaga badan, harta, keluasan rizki, perdagangan dan yang indah dipandang.
 (2) Ikhlasnya Khowwash adalah mencari bagian akhirat tanpa mencari bagian dunia.
 (3) Dan ikhlasnya Khowwashul Khowwash adalah mengeluarkan bagian-bagian semuanya (dunia dan akhirat). Maka ibadah mereka adalah sebenar-benar penyembahan, dan melaksanakan tugas-tugas dari Allah atau cinta dan rindu melihat-Nya. Sebagaimana dikatakan oleh Ibnul Faridh :“Bukanlah permintaanku berupa surga jannatun na’im, hanya saja aku mencintai surga untuk melihat-Mu”


 


2.2 Metodologi sejarah Islam
A. Pengertian sejarah peradaban dan kebudayaan islam

Sejarah dalam bahasa , tarikh atau history (inggris), adalah cabang ilmu pengetahuan yang berkenaan dengan kronologi berbagai peristiwa.[1] Sejarawan louis gottschalk dalam bukunya understanding history: a primer of historical method, sejarah dalam bahasa inggris history berasal dari bahasa yunani istoria yang berarti ilmu.

Ilmu pengetahuan yang membahas dengan berkenaan dengan kronologi berbagai peristiwa. Tetapi jika kita tengok pengertian yang dikemukakan oleh aristoteles bahawasanya menurut bahasa pengguna filosof yunani istoria merupakan suatu penjelasan sistematis mengenai seperangkat gejala alam, baik berbentuk kronologi sebagai faktor atau tidak dalam penjelasan.

Dari berbagai pengertian menurut bahasa yang telah dikemukakan sebagian ahli bahasa. Sejarah hanyalah merupakan sebuah rekaman peristiwa masa lampau manusia dengan segala sisinya.

Kebudayaan dalam bahasa inggris cultur, adalah pembangunan yang didasarkan pada kekuatan manusia, baik pembangunan jiwa, pikiran, dan semangat melalui latiahan dan pengalaman.

Dalam hal inilah bagaimana pntingnya kebudayaan yang ada disuatu daerah, karena hal tersebut berkaitan dengan jiwa, pikiran, dan semangat hidup manusia. Memahami makna sejarahlah yang bisa menjadi salah satu faktor manusia itu sadar bahwasanya mempelajari kebudayaan dapat menjadikan manusia memperjuangkan peradabanya.

Kebudayaan manusia dapat diartikan suatu kisah manusia dalam perjuangannya untuk merealisasikan tujuan peperangan yang diterjuninya, pengetahuan yang diperoleh dari dirinya dan alam sekitar, penemuan yang ia capai, kota-kota yang iaa bangun, pemerintahan yang ia dirikan, perundang-undangan yang ia jadikan pedoman, ideologi yang ia jadikan dasar, manifestasi ekonomi, aktivitas yang ia lakukan, peningalan-peninggalan yang ia tinggalkan, ide-ide pemikiran yang ia anut kemudian mungkin menggantinya dengan yang lain. Sungguh indahnya kebudayaan yang disebut diatas, andaikan keadaan tersebut dapat dipahami setiap manusia.

Peradaban islam dalam bahasa arab al-hadharah al-islamiyah,  kata bahasa arab ini sering diterjemahkan dalam bahasa indonesia dengan kebudayaan, padahal kebudayaan dalam bahasa arab ats-tsaqafah.[2]Berdasarkan hal itu kebudayaan adalah semangat yang medalam suatu masyarakat. Sedangkan peradaban lebih menitik beratkan kepada perekonomian, teknologi, dan politik.

Dapat kita tarik penjelasan tentang sejarah kebudayaan dan peradaban islam adalah berita atau cerita peristiwa masa lalu yang mempunyai asal-usul tertentu. Pohon yang rindang tersebut dapat kita ambil sebagai bahan contoh bagaimana posisi sejarah kebudayaan islam. Anatomi juga yang kita butuhkan, karena hal itu kita an tahu bagaimana cara sesuatu itu bisa jadi sejarah. Sehingga sejarah kebudayan islam akan benar-benar dapat dipertahankan, bagaimanapun keadaannya tetap yang terjadi pada zaman lalu itu adalah sejarah masyarakat yang sangat hebat nilai kebaikannya untuk kelanjutan hidup yang sekarang.

B.   Metode sejarah

Sejarah sebagai disiplin ilmu ada beberapa karakteristik yang terdapat didalamnya objek material, objek formal, sisitematis, teroritis, dan filosofis.[7] Sehingga sejarah dapat kita perlakukan secara jelaas sesuai apa yang dilakukan.



a.       Metode penggalian sejarah
1.      Metode lisan (interview)

Dengan metode ini pelacakan suatu objek suatu sejarah dengan cara interview.

Metode ini juga disebut dengan metode kuesioner lisan karena terjadi suatu dialog yang dilakukan oleh pewancara untuk memeperoleh informasi.

2.      Metode observasi

Dalam metode observasi, objek diamati langsung. Sebelum penelitian dimulai ataua peneltian awal observasi sangat penting dibutuhkan. Metode ini merupakan metode pengumpulan data yakni dengan cara penyelidikan secara sistematis dan dilakukan secara langsung oleh sipenelitih terhadap objek.

3.      Metode dokumenter

Metode ini berusaha mempelajari secara cermat dan mendalam catatan atau data-data yang tertulis. Metode ini merupakaan metode pengumpulan data yang akan langsung dilihat. Sebagai laporan tertulis dari suatu peristiwa yang isinya penjelasan, pemikiran terhadap peristiwa dan sengaja menyimpan keterangan-keterangan tertentu atau catatan-catatan. Metode ini sangat efesien dan efectif dalam penggunaan waktu dan tenaga karena cuku dengan melihat catatan yang sudah ada.[8]

b.      Metode penulisan sejarah 

Melihat pentingnya sejarah bagi kehidupan masa depan, sehingga tercetuslah beberapa metode penulisan sejarah yang bertujuan sebagai kebaikan masa depan umat manusia. Diantaranya adalah, 

1.      Metode deskriptif

Dengan metode ini ditunjukan untuk penggambaran adanya perdaban islam tersebut, maksudnya ajaran islam yang termasuk agama samawi yang dibawa Nabi Muhammad yang berhubungan dengan peradaban diuraikan sebagaimana adanya, dengan tujuan untuk memahami yang terkandung didalamnya.

2.      Metode komperatif

Metode ini adalah merupaakan metode perbandingan antara satu peradaban yang satu dengan peraban yang lain. Dengan metode ini ajaran-ajaran  islam dikomparasikan dengan fakta-fakta yang terjadi dan berkembang dalam waktu serta tempat-tempat tertentu untuk mengetahui adanaya perasaan dan peradaban dalam suatu beradaban. Dengan demikian dapat diketahui adanya hubungan atau tidak.

3.      Metode analisis sintesis

Metode ini lebih melihat sosok peradaban isalam secara lebih kritis, ada analisis dan bahsan yang luas serta kesimpulan yang spesifik. Dengan demikian akan tampak kelebiahan dan kekhasan suatu peradaban yang diteliti. Hal tersebut lebih muda dengan metode sintetis yang dimaksudkan untuk memperoleh satu keutuhan dan kelengkapan kerangka pencapaian tujuan serta manfaat penulis. [9]




 



BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Tasawuf merupakan salah satu bidang studi Islam yang memusatkan perhatian pada pembersihan aspek rohani manusia yang selanjutnya dapat menimbulkan akhlak mulia.Tasawuf  itu harus melalui  Iman (akidah), Islam (syari’ah) dan Ihsan (Hakikat). Atau amal Syari’ah, Thoriqoh dan Hakikah.
            Istilah tasawuf itu sendiri bisa diartikan dari dua sisi, yaitu secara bahasa atau etimologis  dan secara Istilah atau terminologis.Secara etimologis, para ahli berselisih tentang asal kata tasawuf, antara lain :Shuffah ( serambi tempat duduk ),. Shaf ( barisan ),Shafa : bersih atau jernih.Shufanah : Sebutan nama kayu yang bertahan tumbuh di padang pasir.Shuf (bulu domba),
      Sejarah peradaban islam adalah berita atau suatu cerita peristiwa terdahulu tentang masyarakat, ekonomi, teknologi, politik, sosial, dll. Hal tersebut dapat kita ambil pelajaran yang tujuannya adalah sebagai pedoman hidup generasi muda islam ataupun yang lebih luas.
Metode penggalian sejarah dilakukan secara lisan , observasi dan dokumenter. Dan metode penulisan sejarah dilakukan secara deskriptif,komperatif dan analisis sintesis.





  

  
DAFTAR PUSTAKA

Amin Syukur, Masyharuddin, Intelektualisme Tasawuf, Pustaka Pelajar,
Semarang, 2002.
Haeri, Syekh Fadhlullah. Belajar Mudah Tasawuf.  Lentera Basritama, Jakarta,
1998.
M. Alfatih Suryadilaga, dkk, Miftahus Sufi, Teras, Yogyakarta, 2008.
Badri Yatim , Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,1999
Amin, Samsul Munir, Sejarah Peradaban Islam,Jakarta: Amzah, 2010
Syukur, H. Fatah, Sejarah Peradaban Islam,Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra,
2011





[1]Badri yatim , Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,1999), hlm. 1
[2]Badri yatim , Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1999), hlm. 2-5
[3]Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: Amzah, 2010), hlm. 13
[4]H. Fatah Syukur, Sejarah Peradaban Islam (Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 2012),hlm. 6-9

5. M. Alfatih Suryadilaga, dkk, Miftahus Sufi, Teras, Yogyakarta, 2008, hal 98 Ibid, hal 103


Bagikan :
+
Previous
Next Post »
0 Komentar untuk "Metodologi Studi Islam, Metodologi Tasawuf dan Sejarah Islam”"
 
Template By Kunci Dunia
Back To Top